November 26, 2014

Ketika Shalat

"SURAT CINTA TENTANG SHOLAT"

✏ Bila engkau anggap sholat itu hanya penggugur kewajiban, maka kau akan terburu-buru mengerjakannya.

✏ Bila kau anggap sholat hanya sebuah kewajiban, maka kau tak akan menikmati hadirnya Allah saat kau mengerjakannya.

✏ Anggaplah sholat itu pertemuan yang kau nanti dengan Tuhanmu.

✏ Anggaplah sholat itu sebagai cara terbaik kau bercerita dengan Allah.

✏ Anggaplah sholat itu sebagai kondisi terbaik untuk kau berkeluh kesah dengan Allah.

✏ Bayangkan ketika "adzan berkumandang", tangan Allah melambai ke depanmu untuk mengajak kau lebih dekat denganNya.

✏ Bayangkan ketika kau "takbir", Allah melihatmu, Allah senyum untukmu dan Allah bangga terhadapmu.

✏ Bayangkanlah ketika "rukuk", Allah menopang badanmu hingga kau tak terjatuh, hingga kau rasakan damai dalam sentuhanNya.

✏ Bayangkan ketika "sujud", Allah mengelus kepalamu. Lalu Dia berbisik lembut dikedua telingamu: "Aku Mencintaimu hambaKu".

✏ Bayangkan ketika kau "duduk diantara dua sujud", Allah berdiri gagah didepanmu, lalu mengatakan: "Aku tak akan diam bila ada yang mengusikmu".

✏ Bayangkan ketika kau "Salam", Allah menjawabnya, kau seperti manusia berhati bersih setelah itu...

Subhanallah sungguh nikmat shalat yang kita lakukan... Aamiin YRA...   (sholatlah kamu..sebelum kamu disholatkan) :)

Sumber : milis tetangga

November 15, 2014

Kisah secangkir Kopi

Dari grup sebelah...

☕KISAH SECANGKIR KOPI

Dari Ustadz Abdullah Zein MA. Hafidzohullohu

Suatu hari di sebuah universitas terkenal. Sekelompok alumnus bertamu di rumah dosen senior, setelah bertahun-tahun mereka lulus.

Setelah mereka semua menggapai kesuksesan, kedudukan yang tinggi serta kemapanan ekonomi dan sosial.

Setelah saling menyapa dan berbasa basi, masing-masing mereka mulai mengeluhkan pekerjaannya. Jadwal yang begitu padat, tugas yang menumpuk dan banyak beban lainnya yang seringkali membuat mereka stress. Sejenak sang dosen masuk ke dalam.

Beberapa saat kemudian, beliau keluar sambil membawa nampan di atasnya teko besar berisikan kopi dan berbagai jenis cangkir. Ada cangkir-cangkir keramik tiongkok yang mewah. Cangkir-cangkir kristal. Cangkir-cangkir melamin. Dan cangkir-cangkir plastik.

Sebagian cangkir tersebut luar biasa indahnya. Ukirannya, warnanya dan harganya yang waahh.

Namun ada juga cangkir plastik yang biasanya berada di rumah orang-orang yang amat miskin.
Sang dosen berkata, “Silahkan.. masing masing menuangkan kopinya sendiri”.

Setelah setiap mahasiswa memegang cangkirnya, sang dosen berkata,
“Tidakkah kalian perhatikan bahwa hanya cangkir-cangkir mewah saja yang kalian pilih?

Kalian enggan mengambil cangkir-cangkir yang biasa?
Manusiawi sebenarnya, saat masing-masing dari kalian berusaha mendapatkan yang paling istimewa. Namun seringkali itulah yang membuat kalian menjadi gelisah dan stress.

Sejatinya yang kalian butuhkan adalah kopi, bukan cangkirnya. Akan tetapi kalian tergiur dengan cangkir-cangkir yang mewah. Terus perhatikanlah, setelah masing-masing kalian memegang cangkir tersebut, kalian akan terus berusaha mencermati cangkir yang dipegang orang lain!.

Andaikan kehidupan adalah kopi, maka pekerjaan, harta dan kedudukan sosial adalah cangkir-cangkirnya. Jadi, hal-hal itu hanyalah perkakas yang membungkus kehidupan. Adapun kehidupan (kopi) itu sendiri, ya tetap itu-itu saja, tidak berubah.

Saat konsentrasi kita tersedot kepada cangkir,  maka saat itu pula kita akan kehilangan kesempatan untuk menikmati kopi.

Karena itu kunasehatkan pada kalian, jangan terlalu memperhatikan cangkir, akan tetapi nikmatilah kopinya…”.

Sejatinya, inilah penyakit yang diderita manusia.

Banyak orang yang tidak bersyukur kepada Allah atas apa yang ia miliki, setinggi apapun kesuksesannya. Sebab ia selalu membandingkannya dengan apa yang dimiliki orang lain.

Setelah menikah dengan seorang wanita cantik yang berakhlak mulia, ia selalu berfikir bahwa orang lain menikah dengan wanita yang lebih istimewa dari istrinya.

Sudah tinggal di rumah sendiri, namun selalu membayangkan bahwa orang lain rumahnya lebih mewah dari rumah sendiri.

Ia bukannya menikmati kehidupannya beserta istri dan anak-anaknya. Tapi justru selalu memikirkan apa yang dimiliki orang lain, seraya berkata, “Aku belum punya apa yang mereka punya”.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengingatkan,

" ﻣَﻦْ ﺃَﺻْﺒَﺢَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺁﻣِﻨًﺎ ﻓِﻲ ﺳِﺮْﺑِﻪِ، ﻣُﻌَﺎﻓًﻰ ﻓِﻲ ﺟَﺴَﺪِﻩِ، ﻋِﻨْﺪَﻩُ
ﻗُﻮﺕُ ﻳَﻮْﻣِﻪِ؛ ﻓَﻜَﺄَﻧَّﻤَﺎ ﺣِﻴﺰَﺕْ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ "

"Barang siapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya dan memiliki makanan untuk hari itu, seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya".
(HR. Tirmidzi dan dinilai hasan oleh al-Albani).

November 8, 2014

Dari milis tetangga : Kebodohan yang Pintar

Author: Unknown 
Edited by GC

Pada suatu hari, Seorang keturunan Cina masuk ke sebuah bank di kota New York. Dia meminta pada Bank tersebut pinjaman sejumlah $5.000 USD selama 2 minggu untuk keperluan bisnisnya di Cina. Si pegawai Bank berkata bahwa dia perlu jaminan untuk pinjamannya tersebut. Yang langsung direspon oleh pria tersebut dengan memberikan kunci ferrarinya yang diparkir di depan Bank tersebut.

Direktur dan pegawai Bank tersebut mentertawai kebodohan si orang Cina tersebut karena menggunakan Ferrari seharga $250.000 USD untuk menjamin pinjaman yang hanya $5.000 USD. Pegawai Bank itu pun segera memasukkan mobil tersebut ke parkir basement Bank tersebut.

2 Minggu kemudian Si orang Cina tersebut balik ke Bank dan mengembalikan pinjaman $5.000 USD beserta bunganya $15.41 USD. Si pegawai bank berkata: "Tuan saya sudah meneliti bahwa ternyata anda adalah seorang milyarder, saya heran mengapa harus meminjam uang $5.000 USD?"
Pria Cina itu menjawab: "Coba pikir, dimana lagi saya bisa memparkir Ferari saya di kota New York ini dengan biaya $15.41 USD selama 2 minggu dengan keamanan yang sangat baik? =D=)) 

Jadi siapa yang sesungguhnya mentertawakan siapa? 

Kadang kita merasa bahwa diri kita lah yang paling pintar dan kita menjadi sombong. Berhati-hatilah! Sebab semakin kita sombong justru semakin kita bisa membuat kebodohan. Ketika kita melakukan suatu "KEPINTARAN" yang berada diluar norma-norma kebiasaan yang biasa terjadi. Orang akan menganggap-nya sebuah kebodohan atau usaha menghambur-hamburkan sesuatu.

Starbuck menjadi pelopor cafe yg memberikan WIFI gratis. Disaat dimana resto dan cafe biasanya ingin agar pelanggannya terus berganti, bukannya duduk berlama-lama main atau bekerja disana sehingga pelanggan lain sulit cari tempat duduk. Belakangan Kobodohannya ternyata terbukti sebagai sebuah strategi yg sangat genius.

"The difference between stupidity and genius is that genius has its limits. Perbedaan antara kebodohan dan genius adalah genius mempunyai keterbatasan." Albert Einstein ~

Have a wonderful Pray day!

November 5, 2014

Cimory - Mountain View Resto - Cipanas Bogor

Malam2 dekat hotel Taman Teratai Bogor, ahjumma main ke Cimory.. ingin mencari Chocomory yaitu coklat produksi Cimory dan Sosis Kanzler yang ternyata juga produksi Cimory..dan yang penting sehat dan anak saya sukaaaaa.....

 A young family @ Chocomory

November 3, 2014

Hotel Taman Teratai - Bogor

Hotel ini banyak menggunakan ornamen antik dari zaman dahulu... Lampu antik, alat masak antik, lumbung padi dijadikan kamar Hotel dengan tempat tidur antik juga... kereeeeen....

November 2, 2014

Metode cerdas menghukum anak - dari milis tetangga

METODE CERDAS DALAM MENGHUKUM ANAK

Seorang ibu berkata: ”Saya punya dua anak, pertama berusia sembilan tahun dan kedua enam tahun. Saya sampai bosan menghukum mereka saking seringnya. Semuanya seolah tidak ada gunanya. Kira-kira apa yang harus saya lakukan?

“Saya berkata: “Sudah mencoba metode memilih hukuman? “Dia menjawab: “Saya tidak tahu. Bagaimana? “Saya berkata: “Sebelum saya jelaskan idenya, ada sebuah kaidah penting dalam meluruskan perangai anak yang kita sepakati. Yaitu: Setiap jenjang usia memiliki metode pendidikan tertentu. Semakin besar anak kita akan membutuhkan berbagai metode dalam berinteraksi dengannya.

Namun, Anda akan mendapati bahwa metode memilih hukuman cocok untuk semua usia dan hasilnya positif sekali.Sebelum kita menerapkan metode ini, kita harus memastikan apakah anak sengaja ataukah tidak melakukan kesalahan tersebut, agar nantinya pelajaran yang kita berikan memberikan manfaat. Jika tidak sengaja, maka tidak perlu diberi hukuman, cukup ingatkan saja apa kesalahannya. Adapun jika kesalahannya terulang terus atau sengaja, maka kita bisa memberinya pelajaran dengan berbagai metode, diantaranya: Tidak memberikannya hak-hak istimewa, atau memarahinya dengan syarat bukan sebagai pelampiasan dan jangan memukul. Kita juga bisa menggunakan metode memilih hukuman. Idenya begini: Kita minta dia untuk merenung dan memikirkan tiga hukuman yang akan dia ajukan kepada kita.

Katakanlah misalnya: Tidak mendapat uang saku, atau tidak boleh main ke rumah teman selama sepekan, atau handphone miliknya disita. Lalu kita pilih salah satu untuk kita jatuhkan padanya.

Ketika tiga hukuman tidak sesuai dengan keinginan orang tua…contohnya: Tidur, atau diam selama satu jam atau membersihkan kamar, maka kita minta dia untuk mencari lagi tiga hukuman lain. Saya mengenal beberapa keluarga yang telah mencobanya dan ternyata sukses.

Sebab ketika seorang anak memilih hukumannya sendiri, kita telah menjadikannya berperang melawan kesalahannya, bukan ketegangan dengan orang tuanya disamping kita bisa menjaga ikatan kasih sayang orang tua dengan anak. Selain itu kita juga telah menghormati pribadinya dan menjaga kemanusiaannya tanpa menghina ataupun merendahkannya.

Ibu itu menyela: “Tapi, tidak menutup kemungkinan hukuman yang diajukan tidak bisa mengobati kemarahanku.”Saya menjawab: “Kita wajib membedakan antara mengajar dengan menghajar.

Tujuan memberi pelajaran adalah meluruskan perangai anak. Ini butuh kesabaran, pengawasan, komunikasi dan arahan yang berkesinambungan. Adapun kita teriak-teriak dihadapannya atau memukulnya dengan keras, ini adalah menyiksa bukan mendidik.

Ketika kita menghukum anak, kita tidak menghukum mereka sesuai kadar kesalahan, namun kita memberikan hukuman lebih, sebab disertai oleh kemarahan.

Disebabkan banyaknya tekanan atas diri kita, akhirnya anak yang menjadi korban. Karena itulah kita menyesal setelah menghukumnya. Emosi membuat kita lupa diri, sebab itu ketika telah tenang kita menyesal telah tergesa-gesa.

“Kemudian saya berkata kepada ibu itu: ”Saya tambahkan hal penting, yaitu ketika Anda berkata kepada anak Anda: Masuk kamar, merenung dan pikirkan lah tiga hukuman yang akan ibu pilih untukmu”, sikap seperti ini merupakan pendidikan. Sebab ia akan menjadi komunikasi batin antara anak yang telah melakukan kesalahan dengan dirinya sendiri.

Ini bagus untuk meluruskan perangai dan introspeksi diri, selain termasuk pembelajaran yang memberikan hasil.

“Ibu itu berkata: “Demi Allah, ide yang cerdas. Saya akan coba.”Saya berkata: “Saya sendiri telah mencobanya dan berhasil. Banyak juga keluarga yang saya ketahui mencobanya dan berhasil. Penghargaan kepada anak tetap ada selama itu dalam rangka memberikan pelajaran.

Ibu itu pun pergi dan kembali sebulan kemudian. Dia berkata: “Metode itu sukses. Sekarang saya jarang emosi. Mereka sendiri yang memilih hukuman. Saya berterima kasih atas ide ini. Tapi saya mau bertanya dari mana Anda mendapatkan ide luar biasa ini?”

Saya menjawab: “Dari metode Al-Quran. Sesungguhnya Allah memiliki perumpamaan paling tinggi. Allah memberikan tiga pilihan kepada orang yang melakukan kesalahan dan dosa, seperti perintah dalam kafarat sumpah dan lainnya, yaitu: Memerdekakan budak, atau puasa atau memberikan sedekah. Pilihan bagi pelaku kesalahan ini merupakan metode yang luar biasa.

“Ibu itu berkata: “Jadi ini adalah metode pendidikan Al-Quran.

“Saya berkata: “Benar, Al-Quran dan As-Sunnah memiliki banyak metode pendidikan luar biasa untuk memperbaiki perilaku manusia, kecil dan besar. Sebab Allah yang telah menciptakan jiwa-jiwa. Dia Maha Mengetahui apa yang pantas mereka dan apa metode yang sesuai untuk meluruskan dan menjaganya.”

Metode Cerdas Dalam Menghukum Anak Cara cerdas untuk menjadikan “perang” antara anak dengan orang tua menjadi: Antara anak dengan kesalahannya sendiri.

Buah pena: Jasim Al-Muthawwi

Latest Post

Bridesmaid: Ekspektasi vs. Realita, Mengapa Terkadang Tidak Sesuai?

Bridesmaid: Ekspektasi vs. Realita, Mengapa Terkadang Tidak Sesuai? Pernikahan adalah momen paling berharga dalam kehidupan,  Tetapi terkada...