November 14, 2012

Sorotan media Majalah Al-Kisah tentang Rapat Dahlan Iskan bersama Komisi VII DPR

Anggota DPR Melihat Dahlan Iskan dengan Kacamata Buram!
Tuesday, 13 November 2012 17:14
Tak hanya itu, Irna juga menyoroti tindakan Dahlan yang datang dengan mengendarai mobil listrik, dan menganggapnya sebagai lucu-lucuan belaka, bahkan ia curiga hal itu sebagai upaya pengalihan isu.

Seperti diduga, rapat antara Komisi VII DPR dengan mantan Dirut PLN, Dahlan Iskan, berlangsung panas. Bahkan sebagian anggota Komisi VII DPR merasa tak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Dahlan Iskan, lantaran jawaban Dahlan tak berdasarkan laporan BPK.
Mengetahui sebagian anggota Komisi VII tak puas dengan jawabannya, dengan gentle Dahlan mengaku memang ia belum membaca audit BPK itu. Yang dia baca hanya summary-nya.
Akibatnya, Wakil Ketua Komisi VII DPR, Effendi Simbolon, dengan keras menyatakan pengusiran Dahlan Iskan. "Kalau saya pribadi, Bapak sudah saya usir," kata Effendi. "Rapat ini seharusnya kita langsung masuk ke materi, bukan kita ngobrol ngalor-ngidul. Yang kita pertanggungjawabkan uang rakyat. Ini rapat verifikasi, karena rapat ini lex specialist."
Menanggapi kekesalan Effendi, dengan nada santai Dahlan menjawabnya, "Terima kasih atas nasihat-nasihatnya."
Persoalan anggota Komisi VII DPR merasa tak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Dahlan Iskan, lantaran jawaban Dahlan tak berdasarkan laporan BPK, ini kan aneh. Lha, kalau sekadar ingin mendapatkan kesesuaian jawaban dengan hasil audit BPK, buat apa DPR memanggil Dahlan Iskan. Baca saja laporannya, toh selama ini DPR punya cukup waktu untuk itu. Jadi, jangan paksa Dahlan Iskan.
Kemudian, sekeras apa pun perdebatan, tidaklah etis tuan rumah mengusir tamu. Apalagi tamu tersebut adalah tamu undangan. Tapi, ini tentu hanya berlaku bagi mereka yang tahu adab dan etika.
Selanjutnya, Menteri BUMN, yang awalnya tenang dan banyak menebar senyum di awal rapat, saat memasuki sesi tanya jawab mulai terpancing emosinya. Apalagi saat ada salah seorang anggota Komisi VII yang nyeletuk saat ia sedang dicecar pertanyaan oleh salah seorang anggota Komisi VII dari Fraksi PAN, Alimin Abdullah, perihal proyek PLTU di Kalimantan Timur. Dalam celetukannya itu si anggota Komisi VII mengatakan bahwa investor proyek itu adalah dari grup Jawa Pos.
"Apakah Bapak bisa mempertanggungjawabkan pernyataan Bapak? Sayangnya pernyataan anggota parlemen di rapat tidak bisa dituntut, padahal kalau di negara lain bisa," kata Dahlan sambil menghadap ke arah salah seorang anggota DPR itu.
Jelas, sekali lagi, celetukan itu menunjukkan kerendahan etika yang dimiliki si anggota Komisi VII tersebut. Seharusnya jika memang memiliki etika, ia tidak akan memotong pembicaraan Dahlan Iskan dan Alimin. Apalagi, jika tidak ada faktanya, pernyataan yang sembrono itu tidak boleh dilontarkan.
Sangat Kuat Aroma Sentimennya
Mengamati rapat yang terjadi itu, bisa dikatakan bahwa anggota Komisi VII DPR memang terlalu sentimen kepada Dahlan Iskan. Terbukti, hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan rapat dilontarkan, yang menunjukkan betapa kerdilnya jiwa anggota-anggota Komisi VII tersebut.
Di antaranya, lontaran ucapan Irna Narulita dari Fraksi PPP, saat melihat Dahlan Iskan menyimpan botol air minum di balik kemejanya. "Mungkin gayanya Pak Dahlan memang begitu ya, salah satunya memasukkan botol minum ke balik baju. Itu buat apa? Kayaknya kurang etis ya."
Tak hanya itu, Irna juga menyoroti tindakan Dahlan yang datang dengan mengendarai mobil listrik, dan menganggapnya sebagai lucu-lucuan belaka, bahkan ia curiga hal itu sebagai upaya pengalihan isu. “Itu juga nyetir mobil listrik sendiri, itu lucu ya mobilnya. Ini jangan-jangan dilakukan untuk membuat pembahasan kita di sini menjadi tidak fokus."
Jelas tuduhan pengalihan isu dari masalah pemborosan uang sebanyak Rp 37 triliun oleh PLN, yang menjadi agenda rapat, itu mengada-ada. Sungguh mengenaskan sekali kualitas berpikir anggota DPR yang satu ini, yang melihat orang tidak dengan kacamata bersih.
Belajar dari “kesengakan” (sinisme) ucapan anggota DPR yang baru saja dipertontonkan, jangan salahkan jika nanti rakyat juga sengak dalam berbicara terutama menyikapi perilaku anggota DPR, yang hari demi hari semakin menunjukkan kelakuannya yang memuakkan. Dan jangan salahkan Dahlan Iskan ketika tadi siang berbicara dengan nada sengak juga kepada “yang terhormat” anggota Dewan.
Itulah sebagian serba-serbi rapat antara anggota Komisi VII DPR dengan mantan Dirut PLN. Sebagai rakyat yang melihat kejadian ini secara langsung karena disiarkan oleh televisi, kita patut malu.
Semoga, ke depannya, tidak ada lagi hal-hal yang memalukan seperti ini.
TR, ES

sumber : http://majalah-alkisah.com/index.php/component/content/article/1482-anggota-dpr-melihat-dahlan-iskan-dengan-kacamata-buram

No comments:

Post a Comment

Latest Post

Bridesmaid: Ekspektasi vs. Realita, Mengapa Terkadang Tidak Sesuai?

Bridesmaid: Ekspektasi vs. Realita, Mengapa Terkadang Tidak Sesuai? Pernikahan adalah momen paling berharga dalam kehidupan,  Tetapi terkada...