Sikap "What's in it for me" (WIIFM)
Di dunia kerja, WIIFM merupakan pola pikir seseorang yang mengedepankan keuntungan pribadi, atau manfaat yang mereka peroleh dari situasi tertentu. Hal ini merupakan pola pikir seseorang yang sangat manusiawi, terutama ketika dihadapkan pada tuntutan pekerjaan.
![]() |
| ©freepik.com |
Perlu kita pahami bahwa pola pikir "What's in it for me" tidak timbul tanpa sebab. Karena setiap individu memiliki kebutuhan dan tujuan pribadi yang perlu dipenuhi, dan kita akui bahwa hal tersebut sudah biasa terjadi dalam kehidupan profesional.
Gimana kita menyikapi "WIIFM" ?
1. Mengenali Nilai Pribadi (personal value):
Kenali nilai-nilai pribadi kita misalnya integritas, dan kontribusi bagi orang lain. yang merupakan kompas batin yang menuntun kita dalam menentukan arah karier, dan pilihan hidup yang selaras dengan hal-hal yang paling bermakna.
2. Selaraskan Tujuan Pribadi dengan Tujuan Perusahaan:
Coba pahami lebih dulu bagaimana tujuan pribadi Anda dapat sejalan dengan tujuan perusahaan tempat Anda bekerja supaya kita lebih termotivasi untuk berkontribusi secara maksimal.
3. Menjadi Proaktif:
Coba kita konversikan fokus kita dari pola pikir "What's in it for me" menjadi "What can I contribute?". Apa yang bisa kita kontribusikan bagi orang lain? hal ini akan meningkatkan rasa kepemilikan (ownership) atas apa yang kita kerjakan.
4. Berkolaborasi :
Saat kita terlibat dalam teamwork dan kolaborasi dengan rekan kerja, tentunya akan membantu orang lain mencapai tujuan mereka. Suatu saat nanti pada gilirannya mereka juga akan membantu kita mencapai tujuan kita. Selain itu, kerjasama yang baik juga akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif.
"Ada istilah 'pay it forward' dimana kebaikan/bantuan yang kita berikan pada orang lain, suatu saat kebaikan itu akan kembali lagi pada kita, dari sumber yang tidak kita sangka-sangka."
5. Penghargaan yang sifatnya Non-materiil:
Coba ubah sudut pandang kita dari hadiah dan manfaat materiil semata. Meskipun upah dan fasilitas adalah bagian penting dari pekerjaan, penghargaan yang sifatnya non-materiil seperti kepuasan diri, recognition (pengakuan), timbulnya kesempatan untuk belajar dan berkembang, dan work-life balance juga memiliki nilai yang signifikan.
6. Membuka pintu dialog:
Ekspektasi kita dari pekerjaan atau tugas yang kita emban, bisa kita sampaikan dengan jelas melalui dialog dengan atasan atau rekan kerja. Pertahankan komunikasi yang positif dan kemitraan yang baik dalam lingkungan kerja.
7. Work-life Balance:
Ingatlah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan pekerjaan. Jangan terlalu egois dan jangan pula terlalu mengorbankan diri. Dapatkan win-win solution bagi semua pihak yang terlibat.
Pola pikir "What's in it for me" dapat dikontrol dan dimaknai sebagai motivasi untuk meraih kesuksesan dalam karier. Kendalikan ambisi pribadi kita sekaligus perhatikan juga bagaimana kita dapat berkontribusi pada perusahaan dan lingkungan kerja secara keseluruhan.
#CareerSuccess #WIIFM #UnlockYourPotential #PersonalGrowth #ProfessionalDevelopment #CareerGrowth #SuccessMindset #GoalSetting #AchieveYourDreams #CareerAdvancement

No comments:
Post a Comment