October 22, 2025

[Worklife] Fenomena "Bystander dilema" - Ketika Kamu Melihat Seseorang Dikucilkan

 
đŸ’­ Ketika Kamu Melihat Seseorang Dikucilkan: Diam, Membela, atau Menjaga Batas?
 
Ada istilah bystander dilemma atau dilema penonton, yaitu konflik antara merasa empati sekaligus harus menjaga kenyamanan sosial pribadi. Hampir semua orang pernah mengalaminya.

1. Bersikap diam bisa jadi pilihan.

Kalau kamu memilih diam saat melihat ada orang yang dikucilkan, itu namanya bukan bersikap netral, tetapi memang memilih untuk diam. Menurut psikolog Bibb Latané dan John Darley (1968), banyak orang memilih diam dikarenakan mereka bingung atau takut salah. Mereka takut dianggap ikut campur, takut ikutan dikucilkan, atau sama sekali bingung harus berbuat apa.

Dalam psikologi moral, dengan sikap diam yang dilakukan itu, bisa membuat kelompok yang mengucilkan jadi kelihatan “gak adil”-nya. Makanya, cukup dengan bersikap diam aja punya dampak loh.

2. Dia gak butuh dikasihani.

Orang yang dikucilkan tidak butuh belas kasihan. Yang mereka butuhkan hanya diakui bahwa mereka itu ada, exist. bukan makhluk ghaib. Kamu bisa menyapa mereka dengan sederhana, misalnya:
“Kamu lagi apa?”
“Di lobi ada mesin kopi baru, sudah coba? Enak nggak?”
Ini bisa membuat mereka perasaan merasa lebih baik. Brené Brown bilang, rasa empati bukan tentang memperbaiki situasi dia, tapi dengan hadir sepenuhnya, sudah mengakui keberadaan orang lain, tanpa menghakimi.

3. Kamu gak harus punya solusi.

terkadang, dorongan keinginan untuk membantu malah membuat situasimu dan dia jadi lebih buruk. Kalau kamu menegur kelompok yang mengucilkan dengan keras, bisa timbul konflik baru antara kamu dengan kelompok itu. Dan orang yang dikucilkan akan merasa lebih bersalah. Lebih baik jadi ruang aman aja secara diam-diam. Contohnya Kamu bisa:

· Ajak ngobrol saat ketemu di tempat lain dan santai.✅
· Dengarkan cerita dia, jangan menghakimi❌, membuat drama❌, atau ngomporin❌
· Tunjukkan dukungan lewat tindakan kecil yang konsisten.✅

4. Jangan sampai kamu ikut terluka.

Melihat orang dikucilkan bisa bikin kamu lelah secara emosional, atau istilahnya (empathy fatique). Kalau kamu merasa capek, cemas, atau jenuh, itu hal yang wajar. Kamu punya hak untuk menjaga jarak demi kesehatan mental. Jangan sampai kita ikut terluka, oleh karena itu kita tidak bisa menyelamatkan semua orang.

5. Tidak ikut bergosip.

Keberanian yang paling simple adalah tidak ikut mentertawakan saat orang dijadikan bahan gosip atau bahan tertawaan. Berikan sapaan dan senyuman pada orang yang dikucilkan, karena itu akan sangat berarti bagi dia.

✨ Catatan Ahjumma : Dunia ini sering lebih menghargai yang riuh ramai berkoar-koar daripada yang benar-benar tulus. Tapi, selalu ada ruang untuk kebaikan yang tidak diumbar-umbar. Kalau kamu lihat orang dikucilkan, ingat, kamu tidak harus jadi penyelamat. Jadi manusia yang tidak menambah luka buat dia adalah langkah kecil yang berarti.

Referensi:
Latané, B., & Darley, J. M. (1968). Group inhibition of bystander intervention in emergencies. Journal of Personality and Social Psychology.
Brown, Brené. (2010). The Gifts of Imperfection.

Disclaimer: Artikel ini bersifat edukatif dan reflektif, tidak menggantikan konsultasi profesional dengan psikolog atau psikiater.

#PsikologiSosial #EmpatiDalamKerja #KesehatanMentalKerja #WorkplaceEmpathy #BystanderEffect #ToxicWorkplace #BudayaKantor #RefleksiDiri #KebaikanDiamDiam #HeartfulLiving

No comments:

Post a Comment

Latest Post

[Worklife] Temanmu betah lama di tempat kerjanya? Kok bisa? Simak rahasianya!

Temanmu betah lama di tempat kerjanya? Kok bisa? Simak rahasianya! Kehadiran seseorang di tempat kerja setiap hari, bukan hanya untuk bekerj...