November 12, 2025

[Worklife] Temanmu betah lama di tempat kerjanya? Kok bisa? Simak rahasianya!

Temanmu betah lama di tempat kerjanya? Kok bisa? Simak rahasianya!

Kehadiran seseorang di tempat kerja setiap hari, bukan hanya untuk bekerja, tetapi benar-benar merasakan tempatnya, lingkungannya. Ada yang bisa betah sampai bertahun-tahun, ada juga yang baru beberapa bulan saja sudah ingin pindah. Kok bisa ? padahal gajinya sama ! Terlepas dari sudut padang generasi tertentu yang cenderung senang berganti-ganti pekerjaan, apa sebenarnya yang membuat seseorang betah di tempat kerja ? nah, ini pertanyaan yang menarik untuk kita bahas. Menurut berbagai sumber di internet, selain gaji, ada beberapa faktor besar yang berperan.

Suasana kerja dan kondisi fisik tempat kerja

Sebuah studi menemukan bahwa kenyamanan fisik berpengaruh nyata terhadap kepuasan kerja.
Tempat kerja yang memiliki pencahayaan yang baik, udara bersih, dan faktor kebisingan yang terkendali, bisa membuat suasana kerja menjadi lebih nyaman. Udara yang terlalu panas, suara bising, atau berisik dan terlalu banyak orang bisa meningkatkan stress dan motivasi kerja menurun.
Jika perusahaan sudah memperhatikan keselamatan kerja serta kesehatan mental, tentu saja karyawan akan produktif. Bayangkan, meja kerja yang bersih, cahaya alami dari jendela, udara bersih yang cukup dari ventilasi yang baik, tentu akan membuat kerja lebih fokus,dan tenang dalam bekerja.

Kesempatan pelatihan, penghargaan kinerja & Jalur Karir

Kesamaan kesempatan di antara karyawan untuk pengembangan diri, naik level keahlian, memiliki dampak besar pada kesetiaan kerja (loyalitas) karyawan pada perusahaan. Mereka akan merasa dihargai dan memiliki masa depan di tempat kerjanya. Kejelasan jalur karir, adanya promosi, pelatihan kerja atau sekedar penghargaan atas kinerja baik karyawan.

Peran atasan dan leadership-nya

Salah satu Studi menyebutkan bahwa komunikasi terbuka antara atasan dan bawahan sangat berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan. Saat seorang karyawan bisa menjadi diri mereka sendiri, tanpa takut dihakimi, tanpa takut menyampaikan pendapat, tentu akan membuatnya merasa betah. Apalagi saat memiliki atasan yang hangat, tidak otoriter, akan mendukung semangat karyawan untuk lebih berani mencoba, lebih kreatif, lebih connect dengan rekan kerja.

“A boss has the title. A leader has the people.”- Simon Sinek.

Work-Life Balance (WLB)

Di masa sekarang ini, karyawan tidak hanya menginginkan pekerjaan yang stabil, ia juga menginginkan kehidupan yang seimbang (worklife balance). Jam kerja yang flexible, kesempatan untuk work from anywhere (WFA), serta toleransi yang tinggi terhadap urusan keluarga. Semua ini bisa menjadi faktor penentu betah/tidaknya karyawan di tempat kerja. Selain betah, produktivitas juga naik, dan tingkat stress menurun drastis.

Pekerjaan memiliki makna bagi diri dan orang lain

Ketika suatu pekerjaan memiliki arti dan makna bagi diri dan orang lain, adanya pengakuan, kesempatan untuk berprestasi, ruang untuk mengatur cara kerja sendiri, membuat seseorang termotivasi dan percaya diri untuk menumbuhkan rasa keterikatan pada perusahaan. Rasa “I belong here with this company” Inilah yang membuat karyawan bisa mengabdi bertahun-tahun pada satu perusahaan.

Keterikatan dengan Komunitas & Lingkungan

Ketika rekan kerja sudah seperti keluarga, tempat kerja seperti rumah kedua, hal ini besar pengaruhnya terhadap betah/tidaknya seseorang untuk tetap di tempat kerja. Lokasi kantor yang dekat dari rumah, sering bercanda dengan rekan kerja, atau makan siang bersama bisa menjadi perekat yang kuat.

Kehangatan rekan kerja, seperti sapaan “selamat pagi” yang tulus saat berpapasan, bisa sangat bermakna bagi seseorang dan membuatnya betah bertahun-tahun bertahan di satu tempat kerja.

Jadi, apa saja rahasianya sampai seseorang betah bertahun-tahun di tempat kerja nya ?
  • Kondisi fisik tempat kerja yang sesuai kaidah K3L – bikin rasa aman dan energi kerja meningkat.
  • Pengakuan dan peluang untuk pengembangan diri – bikin loyalitas tumbuh
  • Vibes atasan positif dan komunikasi sehat 2 arah – mood kerja tetap stabil
  • Bisa WFA, waktu kerja flexible dan toleransi tinggi untuk urusan keluarga karyawan – produktivitas naik
  • Pekerjaan memiliki arti dan makna bagi diri dan orang lain – rasa ownership pada pekerjaan
  • Kehangatan dengan rekan kerja – membuat seseorang terikat pada satu tempat kerja hingga bertahun-tahun.

Sumber : dari berbagai sumber

#BetahDiKantor #MotivasiKerja #WorkLifeBalance #KarierSehat #LingkunganKerjaNyaman

November 10, 2025

[Worklife] Mindset ‘Observer Mode’ di Tempat Kerja yang Penuh Drama

Observer mindset at work
Mindset ‘Observer Mode’, di Tempat Kerja yang Penuh Drama

Kamu merasa lelah sampai burnout, bukan karena beban pekerjaan yang dikerjakan, tapi dengan orang-orang ditempat kerja kamu?

Ya, tempat kerja seringkali seperti itu dengan politik-politik kecil yang dimainkan para budak korporat. Seseorang akan lebih memilih lembur kerja semalaman dibandingkan harus berurusan dengan orang-orang di tempat kerja yang penuh drama. Tapi, karena kita sama-sama cari uang di tempat yang sama, mau gak mau harus berurusan dengan orang-orang itu. 

Gimana caranya supaya tidak ikut terhisap ke dalam pusaran arus drama? Ada satu cara yaitu dengan mengalihkan mindset kita menjadi seorang “Observer” atau pengamat.

Saat mindset kita dalam mode “Observer”, kita tidak lagi tenggelam dalam reaksi atau emosi milik orang lain. Kita hadir, tidak mengasingkan diri, tetapi kita menjaga jarak yang sehat dengan drama-drama itu. Bayangkan seperti menonton film, dan kita duduk di bangku penonton. Bukan sebagai pemain di atas panggung.

Sebelum memasuki ruangan kantor atau saat situasi mulai tidak kondusif untukmu, bisikkan dalam hati:
“Aku di sini untuk mengamati, bukan bereaksi.”
Kalimat ini merupakan jangkar mental, yang saat kita lepaskan seketika mindset berpindah dari mode “emosional” ke mode “analisis”. Sehingga secara sadar, kita tidak terbawa ke dalam arus emosi dan drama yang dilemparkan teman kerja.

Amatilah bahasa tubuh teman kerja, nada bicara (tone of speech), dan cara berinteraksi mereka. Bayangkan kita sedang menyaksikan film dokumenter tentang perilaku manusia.

Saat seseorang mulai menebar benih-benih masalah pada kita, ubah respon emosional kita, menjadi rasa ingin tahu. Orang yang butuh validasi, attention seeker, seringkali hanya sedang butuh pengakuan bahwa mereka punya kuasa di atas kita. Dan tahu gak? Kesadaran kita tentang hal itu, otomatis membuat kita tenang. Istilahnya kita jadi tahu “kuncian” dia. Dan yang pasti, kita jadi paham bahwa ternyata ini bukan tentang kita.

Oke, selanjutnya, setiap kali kamu merasa emosi terpicu, tarik napas dalam-dalam sebelum menanggapi. Dalam jeda singkat itu, katakan pada diri sendiri: “Ini data, bukan ancaman.” Satu detik kesadaran itu bisa memutus siklus reaksi emosional yang biasanya bikin kita merasa lelah luar biasa saat pulang dari tempat kerja.

Dengan data yang kita peroleh dari hasil pengamatan itu, kalau sempat, buat catatan kecil, tentang apa saja yang mencoba memicu emosimu, pola seperti apa yang sering berulang, siapa saja yang tampaknya butuh banget validasi. Dengan ini, kamu jadi punya fakta yang objektif tentang orang-orang di sekitarmu. Dan itu sangat berharga.

Yang perlu selalu kita ingat adalah, pisahkan identitasmu dari semua drama-drama di tempat kerja. Kamu bukan tokoh pemain ekstra dalam drama mereka — kamu adalah seorang penonton yang bijak. Saat pulang, bayangkan kamu melepas peran itu seperti melepas jaket yang BERAT, lalu ucapkan pada diri sendiri,

Pengamat, sign out!.” 😊

Lalu, kita kembali ke dunia sendiri — tempat di mana kedamaian, keluarga, dan dirimu yang sebenarnya menunggu. Bebas dari burnout dan kelelahan batin yang memakan kita dari dalam.
"Mengamati tanpa bereaksi adalah bentuk tertinggi dari kedewasaan emosional." - unonimous

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 
#MindsetKerja #ToxicOffice #DramaKantor #SelfAwareness #EmotionalDetachment #WorkplaceMindfulness #JoornalMindset #MentalHealthAwareness #OfficeLife #MindsetShift 

November 5, 2025

[POV] Kenapa Cicak Dikait-kaitkan dengan Makhluk Astral?

Kenapa Cicak Dikait-kaitkan dengan Kehadiran Makhluk Astral?

Kamu pernah nonton film “Host (2025)” yang dari thailand ? recommended banget, nonton deh, sedang streaming di primevideo. Yang bikin Ahjumma tertarik adalah suara berdecak saat si hantu muncul. Mirip banget dengan suara cicak.

Cicak dikaitkan dengan makhluk astral
Jadi relate dengan pengalaman saat duduk sendiri malam-malam, dalam keheningan dipecahkan oleh suara “cek… cek… cek…” suara berdecak dari dinding dan langit-langit rumah. Gak tau kenapa, setiap decak, membuat bulu kuduk meremang dan auto bergidik. Di indonesia, cicak tidak hanya sekedar hewan kecil pemakan serangga, tapi juga sering dikait-kaitkan dengan aura mistis dan kehadiran makhluk astral.

Bisa begitu ya ? Yuk kita urai satu per satu kenapa cicak sering diasosiasikan dengan kehadiran makhluk astral.

1. Selalu muncul tiba-tiba

Cicak selalu muncul diam-diam tanpa bersuara, tapi kemudian berdecak ketika sedang sepi-sepinya. Hal ini dianggap sebagai reaksi cicak terhadap energi asing yang muncul di sekitarnya. Misal saat kita membicarakan fenomena penampakan atau gangguan hantu, cicak seringkali tiba-tiba berdecak yang ‘katanya’ menjadi pertanda ada reaksi ghoib dari alam lain, atau kehadiran makhluk astral yang tidak sengaja melintas dan menguping pembicaraan kita

2. Cicak punya kemampuan kamuflase

Notice gak? Kalau warna tubuh cicak itu agak transparan? Seperti bisa menyesuaikan dengan warna tembok atau langit-langit rumah kita? bahkan cicak yang ada di pohon, corak warnanya bisa mirip dengan batang pohon, dan seolah-olah bisa menghilang begitu saja.
Seperti kamuflase kan? Ini membuat cicak dianggap sebagai “makhluk penjaga batas antara dunia nyata dan dunia tak kasat mata”.
Selain itu, perhatikan deh, cara cicak bergerak awalnya pelan lalu tiba-tiba cepat, dan tiba-tiba berhenti diam. Ini katanya, mengindikasikan adanya energi yang tak stabil, yaitu kehadiran energi dari dunia lain.

3. Cicak membawa pertanda

Di Jawa, bunyi cicak diartikan sebagai pertanda, dan ditafsirkan sebagai berikut :
• Cicak berbunyi saat seseorang bicara → pertanda ucapan itu benar atau akan terjadi.
• Cicak jatuh di dekat seseorang → pertanda kita harus waspada akan sesuatu yang akan terjadi.
• Cicak sering muncul di pojok tertentu → dianggap sebagai tempat bersemayam makhluk halus.
• Cicak berdecak 6 kali → artinya disekitar kita telah hadir makhluk halus
Percaya tau tidak, tafsir-tafsir seperti ini sudah menjadi bagian dari kearifan lokal yang disampaikan secara turun temurun yang merupakan simbol komunikasi antara manusia dengan dunia ghoib.

4. Urban Legend

Cerita rakyat, drama misteri, hingga konten horor di sosial media ikut memperkuat mitos ini. Dalam film atau cerita mistis, suara cicak sering muncul menjelang adegan kemunculan makhluk halus, ya seperti film Host (2025) tadi itu. sehingga kita langsung merasa relate dengan cerita yang disampaikan turun temurun. Padahal secara ilmiah, cicak itu hanya ingin makan, dan tertarik pada serangga yang terbang mendekatinya.

Ya, semua kembali pada sudut pandang kita masing-masing. Secara ilmiah, cicak itu hanya sensitif terhadap suara, vibrasi, dan perubahan suhu udara, bukan terhadap makhluk ghoib. Kita di negara yang kental dengan budaya Nusantara yang sarat simbol, suara sekecil apapun di alam kita yang indah ini bisa dimaknai sebagai pertanda, termasuk bunyi cicak di malam hari.

Kamu suka merinding juga gak kalo dengar suara cicak? 😄

Sumber : dari berbagai sumber.

#mitosnusantara #faktamistik #ceritamisteri #kepercayaantempoedoeloe #cicakmistis


November 4, 2025

[POV] Kenapa Teman Kita Suka Banget dengan Warna Ungu — dan Kenapa Orang Lain Tidak?

Kenapa Teman Kita Suka Banget dengan Warna Ungu — dan Kenapa Orang Lain Tidak?

💜 True story no debat.

kenapa suka warna ungu
Kamu mampir ke blog ini, karena kamu suka ungu kan ? atau teman kamu die hard nya warna ungu? Coba kita telisik yuk.
Dari casing HP, hijab, interior rumah, hingga tema syukuran, bahkan tema media sosial berwarna full ungu, bisa menjadi pilihan utama karena dianggap estetik dan elegan bagi sebagian orang. Bagi sebagian yang lain, malah terlalu mencolok, terlalu mistis, hingga di klaim bisa bikin suasana dan mood jadi aneh, sampe ada yang gak tahan. Kok bisa begitu ya?

💫 1. Karakter penyuka warna ungu.

Dalam psikologi warna, ungu dianggap sebagai perpaduan antara biru yang menenangkan dan merah yang bersemangat. Kombinasi ini menciptakan kesan misterius, kreatif, dan spiritual.
kata orang, penyuka warna ungu ini adalah seseorang yang imajinatif, intuitif dan memiliki suasana batiniyah yang kaya. Biasanya, lebih tertarik pada hal yang ‘deep’, maknawi dan memiliki nilai seni. Sering juga, katanya ungu itu terkesan mewah dan bijaksana. Karena dulu hanya kaum elite yang mampu memakai warna ungu dikarenakan pewarnanya yang mahal dan langka.

⚖️ 2. Kenapa tidak suka ungu ?

Kata penyuka warna cerah seperti kuning atau biru muda, nuansa ungu terlalu emosional. bisa memicu rasa sedih, melankolis. Ungu juga bukan warna yang natural seperti biru langit yang menenangkan. Selain itu katanya, diasosiasikan dengan ritual, duka dan mistis. Sehingga kesannya gak cocok dengan kehidupan sehari-hari.

🌸 3. Asosiasi emosional terhadap warna ungu.

bila seseorang menyukai warna ungu, bisa jadi ia pernah tumbuh dengan pengalaman positif dengan warna ungu. Misalnya, pengalaman waktu kecil yang penuh kebahagiaan, dinding kamarnya berwarna ungu. Sehingga warna itu mempunyai kesan emosional yang hangat.
Sebaliknya, jika ia pernah mengalami masa yang tidak menyenangkan misal pengalaman buruk di suatu bangunan yang ber cat warna ungu, maka secara alam bawah sadar, ia akan menghindari warna ungu.

🧠 4. Persepsi orang terhadap warna ungu bisa berbeda-beda

Jika seseorang sensitif terhadap panjang gelombang cahaya warna ungu, akan membuat sebagian orang melihat ungu sebagai warna yang terlalu mencolok.
Kebiasaan dalam cahaya ruang tertentu, kecerahan layar HP, atau bahkan kondisi khusus pada mata seseorang bisa juga mempengaruhi ketidaknyamanan seseorang pada warna ungu.

Jadi, ketika teman kita terobsesi maksimal dengan warna ungu, mulai dari alat tulis, baju, tas, hingga interior rumah, maka perlu kita garis bawahi bahwa itu bukan hanya pilihan estetik. Ada latar belakang historis yang emosional, kepribadian, keyakinan, bahkan analisa sains dibalik obsesinya terhadap warna ungu.

Warna Ungu bisa jadi cerminan dari hati yang peka, deep, maknawi, dan memiliki suasana batiniyah yang kaya. Sedangkan bagi yang tidak menyukainya, itu juga wajar — mungkin mereka hanya memiliki palet warna yang berbeda. Sesederhana itu.

Bagaimana dengan kamu ? Apa kamu “tim ungu” atau punya warna lain yang menjadi obsesimu? Tulis pendapatmu di kolom komentar ya!

#WarnaUngu
#KepribadianManusia
#FunFactHarian
#SelfAwareness

October 29, 2025

[POV] Mengapa Perceraian Artis Makin Marak? Yuk kita bahas.

Mengapa Perceraian Artis Makin Marak? Yuk kita bahas

Sosial media menampilkan selebriti selalu senyum, bahagia, dan dikelilingi banyak orang terkasih. Mereka rajin posting foto liburan, pasangan ideal, dan kehidupan yang terlihat sempurna. Tapi, di balik semua itu, selayaknya manusia biasa, banyak selebriti yang terpaksa berpisah dari pasangan mereka. Bahkan akhir-akhir ini semakin marak kabar perpisahan pasangan selebriti idola Ahjumma. So sad. Dari sudut pandang kita-kita ini, kira-kira apa yang terjadi ?

Tekanan sebagai pusat perhatian.

Setiap gerak-gerik seorang selebriti senantiasa diawasi. Setiap comment dari netizen bisa membuatnya merasa tertekan. Yang awalnya kesalahan kecil, bisa menjadi bola panas yang akan digoreng sana sini. Sehingga siapapun yang menjadi pasangan selebriti ini akan terganggu privasinya, dan menjadi bahan pembicaraan netizen, bahkan menjadi bulan-bulanan bagi penggemar fanatiknya. Tentu saja hal ini akan membuat hubungan menjadi bermasalah.

Skala Prioritas dan kesibukan sang idola

Sang idola yang selalu sibuk syuting, pemotretan, tour luar kota, dan seabreg kegiatan lain akan membuat mereka jarang bersama. Harus ada pengorbanan waktu, perhatian, bahkan ada yang sampai menjalani Long Distance Marriage (LDM). Jika salah satu ada yang tidak bisa menyesuaikan dan berkorban, maka perceraian lah yang menjadi pilihan terakhir mereka.

Percintaan abadi pasangan selebriti vs realita.

Banyak yang menginginkan cinta selebriti akan abadi. Seperti cerita dalam dongeng atau di film drama yang mereka bintangi. Tapi realitanya, selebriti adalah manusia sama seperti kita. Masalah percintaan nya pun sama seperti kita, salah faham, perbedaan nilai dan prinsip bisa muncul kapan saja. Di sosial media mereka terlihat bahagia, realitanya belum tentu hatinya bahagia.

Postingan di media sosial, bisa baik atau buruk ?

Hapus postingan foto mesra dengan pasangannya, curhat colongan, tiba-tiba posting quotes psikologis, atau bahkan saling unfollow, bisa menjadi indikasi adanya permasalahan diantara pasangan selebriti. Kegaduhan di media sosial, malah membuat masalah mereka semakin besar, dan memperburuk situasi yang sedang dihadapi.

Dampak Perpisahan pada anak

Tentu saja, yang paling merasakan dampak buruknya perpisahan adalah anak. Sekeras apapun usaha orang tua menutupi jejak digital perpisahan mereka, berita di media, komentar pedas dari netizen, akan membuat bebannya lebih berat. Mereka lah yang paling membutuhkan perhatian dan dukungan lebih besar dari kedua orang tuanya meskipun sudah berpisah.

Catatan yang Ahjumma bisa simpulkan adalah :

Bahwa pasangan selebriti membutuhkan effort yang jauh lebih besar daripada pasangan biasa untuk menjaga hubungan tetap harmonis. Banyak pengorbanan besar yang harus dilakukan oleh satu sama lain. Kepercayaan dan komunikasi adalah kunci utama hubungan yang baik. Dan yang paling utama dari postingan ini adalah, cinta membutuhkan ruang privasi. Ada banyak selebriti yang menyimpan hubungan cintanya di ranah privasi, dan semoga cinta mereka abadi. [chiye..]

Menurut kamu gimana ? tulis di kolom komentar ya

#PerceraianSelebriti
#BeritaHiburan
#RumahTanggaArtis
#DramaSelebriti
#HubunganArtis
#KehidupanSelebriti

October 28, 2025

[Health] Beras Beraroma Serangga: Dibersihkan atau Dibuang?

Beras Beraroma Serangga: Dibersihkan atau Dibuang?

Pernah gak, beras yang kita simpan mengeluarkan bau aneh seperti bau serangga atau kecoak? Aduh, Ahjumma langsung hilang selera makan. Apalagi kalau ada kutu yang menggerayam di antara bulir bulir beras. Ah sudah lah, itu beras meskipun kita cuci berkali-kali, bau serangga dan kecoak itu akan tetap membandel, bahkan setelah kita masak menjadi nasi.  Terus, apakah nasi dan beras nya kita buang aja ? sayang banget kan.

Bahan makanan yang tersimpan lama, akan mengalami penurunan kualitas. Termasuk beras. Dimulai dengan kutu beras yang bermunculan dan berkembang biak hingga muncul aroma yang tidak sedap seperti aroma kecoak. Infonya, bau ini muncul dikarenakan kontaminasi oleh serangga yang meninggalkan jejak organik, misalnya kotoran serangga, sisa-an bulir yang dia makan, atau bahkan jamur dan bakteri yang ikut berkembang

Pertanyaan berikutnya, apakah aman jika tetap dimakan? Kutu beras sebenarnya tidak beracun. namun jika baunya sudah “overpowering” alias terlalu menyengat, ini artinya kualitas beras sudah sangat buruk. Bahkan kontaminan yang ada dalam beras itu, bisa menimbulkan reaksi ke tubuh kita. Mulai dari rasa mual hingga ke gangguan pencernaan. Artinya kesehatan kita lebih penting dari rasa sayang membuang makanan.

Nah, itu kalau sudah terlanjur terkontaminasi ya, bagaimana supaya beras kita aman disimpan lama ? 

  1. Pastikan beras kita tidak beraroma tajam. Jika iya, artinya sudah waktunya dibuang
  2. Jangan coba-coba mengoplos atau mencampur beras yang sudah beraroma tajam dengan beras yang baru kita beli.
  3. Bersihkan wadah penyimpanan beras kemudian keringkan dulu sebelum kita isi dengan beras.
  4. Ada cara yang bisa kita tiru, simpan beras di wadah yang benar-benar kering dan bisa ditutup rapat, letakkan ditempat yang teduh, jangan yang lembab. Lalu, kita bisa tambahkan bahan alami yang kering seperti daun salam, bawang putih, atau cabai yang sudah dikeringkan, supaya kutu-kutu malas mendekat.

Semoga dengan menambahkan bahan alami di atas, akan mengurangi risiko kita membuang beras. sayang banget kan makanan pokok yang sangat berharga.

kalau kamu gimana ? komen yaaa

#Beras #DapurSehat #TipsRumahTangga #FoodSafety #BerasBerkutu #BerasBerbauSerangga #KutuBeras #CaraMenyimpanBeras #IbuRumahTangga #DapurRumahan

October 22, 2025

[Worklife] Fenomena "Bystander dilema" - Ketika Kamu Melihat Seseorang Dikucilkan

 
💭 Ketika Kamu Melihat Seseorang Dikucilkan: Diam, Membela, atau Menjaga Batas?
 
Ada istilah bystander dilemma atau dilema penonton, yaitu konflik antara merasa empati sekaligus harus menjaga kenyamanan sosial pribadi. Hampir semua orang pernah mengalaminya.

1. Bersikap diam bisa jadi pilihan.

Kalau kamu memilih diam saat melihat ada orang yang dikucilkan, itu namanya bukan bersikap netral, tetapi memang memilih untuk diam. Menurut psikolog Bibb Latané dan John Darley (1968), banyak orang memilih diam dikarenakan mereka bingung atau takut salah. Mereka takut dianggap ikut campur, takut ikutan dikucilkan, atau sama sekali bingung harus berbuat apa.

Dalam psikologi moral, dengan sikap diam yang dilakukan itu, bisa membuat kelompok yang mengucilkan jadi kelihatan “gak adil”-nya. Makanya, cukup dengan bersikap diam aja punya dampak loh.

2. Dia gak butuh dikasihani.

Orang yang dikucilkan tidak butuh belas kasihan. Yang mereka butuhkan hanya diakui bahwa mereka itu ada, exist. bukan makhluk ghaib. Kamu bisa menyapa mereka dengan sederhana, misalnya:
“Kamu lagi apa?”
“Di lobi ada mesin kopi baru, sudah coba? Enak nggak?”
Ini bisa membuat mereka perasaan merasa lebih baik. Brené Brown bilang, rasa empati bukan tentang memperbaiki situasi dia, tapi dengan hadir sepenuhnya, sudah mengakui keberadaan orang lain, tanpa menghakimi.

3. Kamu gak harus punya solusi.

terkadang, dorongan keinginan untuk membantu malah membuat situasimu dan dia jadi lebih buruk. Kalau kamu menegur kelompok yang mengucilkan dengan keras, bisa timbul konflik baru antara kamu dengan kelompok itu. Dan orang yang dikucilkan akan merasa lebih bersalah. Lebih baik jadi ruang aman aja secara diam-diam. Contohnya Kamu bisa:

· Ajak ngobrol saat ketemu di tempat lain dan santai.✅
· Dengarkan cerita dia, jangan menghakimi❌, membuat drama❌, atau ngomporin❌
· Tunjukkan dukungan lewat tindakan kecil yang konsisten.✅

4. Jangan sampai kamu ikut terluka.

Melihat orang dikucilkan bisa bikin kamu lelah secara emosional, atau istilahnya (empathy fatique). Kalau kamu merasa capek, cemas, atau jenuh, itu hal yang wajar. Kamu punya hak untuk menjaga jarak demi kesehatan mental. Jangan sampai kita ikut terluka, oleh karena itu kita tidak bisa menyelamatkan semua orang.

5. Tidak ikut bergosip.

Keberanian yang paling simple adalah tidak ikut mentertawakan saat orang dijadikan bahan gosip atau bahan tertawaan. Berikan sapaan dan senyuman pada orang yang dikucilkan, karena itu akan sangat berarti bagi dia.

✨ Catatan Ahjumma : Dunia ini sering lebih menghargai yang riuh ramai berkoar-koar daripada yang benar-benar tulus. Tapi, selalu ada ruang untuk kebaikan yang tidak diumbar-umbar. Kalau kamu lihat orang dikucilkan, ingat, kamu tidak harus jadi penyelamat. Jadi manusia yang tidak menambah luka buat dia adalah langkah kecil yang berarti.

Referensi:
Latané, B., & Darley, J. M. (1968). Group inhibition of bystander intervention in emergencies. Journal of Personality and Social Psychology.
Brown, Brené. (2010). The Gifts of Imperfection.

Disclaimer: Artikel ini bersifat edukatif dan reflektif, tidak menggantikan konsultasi profesional dengan psikolog atau psikiater.

#PsikologiSosial #EmpatiDalamKerja #KesehatanMentalKerja #WorkplaceEmpathy #BystanderEffect #ToxicWorkplace #BudayaKantor #RefleksiDiri #KebaikanDiamDiam #HeartfulLiving

October 21, 2025

[Worklife] 10 Tips Hari Pertama di Tempat Kerja bagi Wanita

Hari pertama bekerja bisa menjadi momen yang sangat mendebarkan, sekaligus juga menyenangkan. untuk melewatinya dengan sukses, harus dilakukan persiapan yang matang, agar bisa memberikan kesan pertama yang positif. 
berikut ada 10 tips praktis untuk membantu kamu tampil pe-de dan terkesan profesional : 


1. Siap-siap dari malam sebelumnya

Jangan menunggu hingga pagi hari untuk siap-siap. pakaian kerja, tas, dokumen penting, serta alat tulis harus sudah kamu siapin dari malam sebelumnya. Supaya kamu yakin tidak ada yang tertinggal, dan gak perlu ada drama pas persiapan pagi. 

✅ Tips: malam sebelumnya, kenakan dulu pakaian untuk esok, supaya kamu yakin itu pilihan yang paling pas yang bikin kamu nyaman dan pe-de.

2. Pilih pakaian profesional yang nyaman
Penampilan seringkali menjadi penentu kesan pertama. hindari pakaian yang terlalu mencolok misal modelnya jangan yang terbuka, atau terlalu santai. Warna pakaian nya pun pilih yang netral seperti beige, navy, atau abu-abu yang akan bikin kamu terlihat tenang dan profesional. 

✅ Tips: kalo perlu, search dulu di google dengan keyword, “outfit wanita kantor”, “dresscode profesional wanita”.

3. Datang 15–20 Menit lebih awal

Datang 15-20 menit lebih awal akan menunjukkan kamu disiplin, antusias dan menghargai waktu. Selain itu, kamu bakal punya kesempatan untuk menenagkan diri dulu, merapikan pakaian dan melihat-lihat sekeliling ruangan kantor baru. 

4. Senyum, salam, sapa.

Senyum yang tulus dan ramah bikin kamu mudah di ajak bicara. Saat bertemu teman kerja baru, perkenalkan diri dengan sopan dan jabat tangan mereka. Hangat namun tetap profesional.

5. Bawa Buku Catatan (Jangan Hanya HP saja)

Walaupun kita hidup di era digital, membawa buku catatan fisik dan ballpoint akan menunjukkan keseriusan kamu, kesiapan untuk belajar dan proaktif. Akan terkesan berbeda jika kamu hanya memegang HP saja akan membuatmu terlihat asik sendiri dan acuh. 

✅ Tips: hafalkan dan catat nama-nama teman kerja baru dan jabatan mereka, supaya kamu tidak perlu tanya kanan kiri lagi.

6. Observasi Dulu, Berkomentar Belakangan

Hari pertama adalah waktu untuk mendengar dan mengamati, Jangan nge-judge, bahkan mengkritik sistem kerja yang ada. Perhatikan budaya kantor, gaya komunikasi teman-teman kamu, dan ritme kerja sebelum Kamu mulai memberikan pendapat.

7. Body language (bahasa tubuh)

Duduklah dengan tegak dan sopan, sesekali kontak mata saat berbicara dengan seseorang, jangan terlalu sering melihat ponsel. 

8. Buat obrolan ringan dengan teman-teman

Buat obrolan ringan seputar rutinitas kantor untuk mencairkan suasana dan mendekatkan diri dengan santai tanpa mengganggu. Misalnya, “Mbak atau Ka, atau Bu, biasanya makan siang jam berapa ya? biasanya makan siang dimana ? 

9. Jangan langsung ingin ‘Disukai Semua Orang’

Fokus utama Kamu di hari pertama adalah beradaptasi dengan lingkungan dan memahami tugas-tugas awal. Kamu disukai atau tidak, akan terbentuk secara alami seiring berjalannya waktu.

10. Pulang dengan Ringan Hati, Lakukan Refleksi

Setelah hari pertama selesai, lakukan refleksi diri, bukan overthinking ya, tapi me review apa yang sudah berjalan baik dan apa yang mungkin bisa diperbaiki untuk keesokan harinya. Supaya besoknya bisa lebih baik.

Nah, semoga lancar ya! Yang mau share pengalaman hari pertama kerja, jangan ragu tulis di komentar ya!

Kalkulator Gaji - 5 Langkah Praktis Menyusun Anggaran Bulanan untuk Wanita Bekerja

Planner Anggaran 5 Langkah

Kalkulator Gaji

Hai Ladies! pernah bingung gak gimana ngatur uang gaji kita? 5 langkah kunci ini bisa mengatur anggaran bulanan kita supaya teralokasi dengan baik.

Siap mengambil alih kendali keuangan? Mari kita mulai!

Langkah 1: Tentukan Angka Ajaib Anda

Mulailah dengan menghitung total pemasukan bersih dan mengurangi semua biaya tetap (Fix Your Foundation).

Sisa Dana Variabel (Angka Ajaib Anda):

Rp 0

Langkah 2 & 4: Atur Batas Maksimal (50/30/20)

Terapkan prinsip "Bayar Diri Sendiri Dulu" (Langkah 2) dan alokasikan sisa dana Anda (Langkah 4). Anda bisa menyesuaikan persentase dari panduan 50/30/20 di bawah ini.

Rp 0
Rp 0
Rp 0

Visualisasi Anggaran Variabel Anda

Langkah 3 & 5: Kategorisasi dan Adaptasi

Disclaimer

Disclaimer & Catatan Penting: Artikel ini disajikan untuk tujuan informasi umum dan edukasi finansial pribadi dan tidak boleh dianggap sebagai saran investasi, pajak, atau keuangan profesional yang dipersonalisasi. Selalu berkonsultasi dengan perencana keuangan berlisensi Anda.

Latest Post

[Worklife] Temanmu betah lama di tempat kerjanya? Kok bisa? Simak rahasianya!

Temanmu betah lama di tempat kerjanya? Kok bisa? Simak rahasianya! Kehadiran seseorang di tempat kerja setiap hari, bukan hanya untuk bekerj...