Melepaskan Keterikatan Sosial dan Menemukan Keberanian Sejati
[Point of View] Ahjumma Syok Baca Buku Ini!
📚 The Courage to be Disliked – Berani Dibenci Demi Hidup yang Lebih Merdeka!
Begitu halaman pertama terbuka, Ahjumma langsung seperti ditampar halus oleh kehidupan sendiri. “Loh, selama ini aku hidup buat siapa?” Buku karya Fumitake Koga dan Ichiro Kishimi ini seperti membuka tirai tebal yang menutup jendela jiwa kita. Saat cahaya masuk, akan terlihat banyak kekhawatiran bahwa kita hanyalah bayangan dari ekspektasi orang lain.
Buku ini menjewer pikiran kita tentang psikologi Adlerian. Intinya sederhana tapi nyelekit. Kita sering merasa dikurung oleh komentar, penilaian, dan tatapan orang. Padahal keberanian sejati sudah ada di dalam diri… cuma sering kita kunci rapat-rapat karena takut orang gak suka. Padahal, masa kita hidup hanya jadi figuran di panggung hidup orang?
Buku ini mengajak kita melihat bahwa masyarakat ideal itu bukan piramida hierarki atau strata atau kelas-kelasan, melainkan masyarakat horizontal. Setiap orang unik, berharga, setara, dan tidak ada drama “langit di atas langit.” Kita bebas memilih jalur hidup sendiri tanpa wajib menuruti skrip yang ditulis lingkungan.
Kemudian Ahjumma tercerahkan tentang tanggung jawab pribadi. Kita punya kuasa penuh atas pilihan kita. Tidak perlu lagi menyalahkan keadaan, masa lalu, atau kelakuan orang lain yang tidak bisa diprediksi. Kalau kita mau berubah, ya… mulai saja. Tanpa drama, tanpa menunggu restu semesta.
Hubungan dengan orang lain tetap penting, tentu saja. Kita makhluk sosial kok. Hanya saja, buku ini menegaskan bahwa menyenangkan semua orang adalah pekerjaan mustahil dan melelahkan. Jagalah hubungan baik, tetapi jangan sampai mengorbankan diri sendiri. Setia pada jati diri itu jauh lebih sehat daripada pura-pura baik biar dipuji.
Pelajaran lain yang menohok: kita selalu punya pilihan. Mengubah cara pandang bisa membuka pintu-pintu yang tadinya tak terlihat. Dunia ini sebenarnya luas, hanya saja kadang pikiran kita suka bertingkah seperti kontrakan sempit penuh barang tidak penting.
Pada akhirnya, Ahjumma terdiam lama di bagian penerimaan diri. Bahwa kita tidak perlu validasi eksternal untuk merasa bernilai. Bahwa kebahagiaan sejati berawal dari kemampuan berkata, “Ahjumma sudah cukup, apa adanya pun tetap berharga.”
Ada beberapa mantra yang terus terngiang setelah selesai membaca buku ini:
Separation of Task
Fokus pada tugas milik kita sendiri, bukan memikul hidup orang lain.
You can lead a horse to water, but you can’t make him drink
Kita bisa berusaha keras membantu orang lain, tapi keputusan untuk berubah tetap pilihan mereka.
Horizontal Relationship
Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, semua setara.
Do not live to satisfy the expectations of others
Karena hati kita bukan mesin pemenuhan selera publik.
Buku ini seperti berkata: “Nyawa cuma satu, jangan boros memikirkan pendapat orang.”
Jadilah diri sendiri dengan bangga. Terimalah kelemahan dan kelebihan yang membuatmu unik. Karena keberanian untuk dibenci justru membawa kita menuju kebebasan hidup yang hakiki. ✨
Kalau Ahjumma boleh menyimpulkan:
Lebih baik dibenci karena jadi diri sendiri, daripada dipuji-puji karena kepura-pura an. 💪💖
=====
#TheCourageToBeDisliked #BeraniDibenci #PsikologiAdlerian #SelfGrowth #SelfHealingJourney #PersonalGrowth #MindsetPositive #BelajarMencintaiDiri

No comments:
Post a Comment