June 14, 2013

Dailysylvia.com :: Busana bicara soal kepribadian kita

Dailysylvia.com :: KATANYA, we are what we wear. Tapi, benarkan busana yang kita kenakan setiap hari sudah mencerminkan kepribadian dan gaya personal kita yang sebenarnya?

Si Penggemar Warna Gelap
Warna abu-abu, biru gelap dan hitam adalah warna yang mendominasi isi lemari kita. Ada banyak alasan untuk tampil dalam balutan busana berwarna netral, mulai dari menyembunyikan bentuk badan, tampil “aman” dalam segala suasana—atau bisa juga, menyembunyikan rasa tidak percaya diri kita, sehingga kita lebih baik tidak terlalu menonjol saat berada di antara banyak orang.
Tambahkan!
Tidak mengapa merasa nyaman di dalam balutan warna-warna aman seperti ini, tambahkan aksesori berwarna, mulai dari kalung besar sampai scarf dengan motif yang mencolok.

Si Dominan Seksi
Apapun acaranya, kita selalu punya koleksi baju berpotongan seksi untuk tampil stand out dan menarik perhatian di acara-acara tersebut. Bagi kita, menunjukkan sebagian kulit—selama kita masih nyaman, ya nggak masalah. We were born to be the centre of universe! Riska (24) mengatakan bahwa alasannya untuk menggunakan busana seksi adalah untuk “memerkan hasil kerja kerasnya di gym setiap hari. “ Tubuh seksi itu kan butuh kedisiplinan. Saya bangga memamerkan tubuh saya,” ujarnya. Satu hal yang perlu kita pertimbangkan adalah kenyamanan orang lain—atau mungkin keamanan kita juga saat berada di area publik.
Tetap Seksi?
Bisa dong! Silahkan pamerkan bagian tubuh yang menurut kita paling OK—but in moderation. Fokus pada satu bagian, misalnya lengan kita, atau rok pendek untuk memamerkan betis kita yang seksi. Selebihnya? Leave some room for imagination, yes?

Si Pencinta Merek
Kita tidak bisa meninggalkan rumah tanpa tas, sepatu, ikat pinggang sampai kacamata yang memasang logo brand atau desainer kesayangan? Orang yang melihat penampilan kita, akan langsung mencap kita penggila merek, si tajir atau…errr OKB yang “gagap merek”.
Boleh Sih…
Silahkan kenakan hasil kerja keras kita tanpa menghapus kepribadian dan gaya pribadi kita. “Bersembunyi” di balik merek-merek terkenal menunjukkan kita merasa tidak nyaman atau tidak cukup percaya diri untuk menampilkan diri kita apa adanya. Padukan beberapa item dari label terkenal dengan benda fesyen lainnya. Ingat, merek seharusnya mendukung gaya berbusana kita—dan bukannya mengambil identitas kita.

Kok, (Terlihat) Tua?
Apakah gaya berpakaian kita membuat kita tampak lebih tua dari usia yang sebenarnya? Sebagian besar orang berdandan lebih tua dari usia mereka karena “tekanan” dan stres yang diterima dari orang-orang yang berusia lebih tua yang ada di sekitarnya. Misalnya, kita merasa dianggap tidak serius di kantor karena usia kita yang berada di bawah usia rekan kerja lainnya.
Ingat!
Cara mendapatkan respek adalah melalui tindakan dan bukannya penampilan kita. Bisa kok kita bergaya tetap keren, muda dan kekinian—dan pendapat serta ide brilian kita tetap didengarkan di tempat kerja.

Si Maskulin
Biasa tampil dengan pilihan busana berupa kemeja dan celana panjang atau jaket—dan tidak pernah menggunakan rok atau gaun sama sekali. Penampilan seperti ini sering dilakukan oleh si pecinta dan penggila kerja yang hendak berkompetisi dengan rekan kerja pria di tempat kerja.
Padahal…
Kita selalu bisa menarik garis antara dunia profesional dan personal. Tegas dan profesional di hari kerja—dan si santai yang girly dan menikmati hidup di kala akhir pekan atau saat santai. Yuk, mulai menambahkan koleksi dress atau blus yang feminin (dan kalau kepepet, tetap bisa dipadu-padankan dengan celana panjang atau jaket favorit kita juga, kok!)

Aman di Segala Musim
Kita benci bila harus bereksperimen dengan pilihan baju, mulai dari model sampai warna yang kita pilih. Baju dan aksesori yang kita beli cenderung setipe—dan tidak pernah bergeser modelnya dari sejak 10 tahun lalu (hah?).
Langkah Kecil
Pilih satu jenis item yang membuat kita merasa aman (misalnya kemeja berkerah tinggi, celana hitam polos), akan tetapi bebaskan padanannya. Miliki setidaknya satu atasan, tas atau aksesori yang stylish dan sedang tren untuk membuat penampilan kita terlihat beda. Helo, kita tidak ditransfer langsung dari zaman batu, kan?

Si Penggemar Vintage
Hati kita berbunga-bunga ketika gaun vintage atau tas kulit warisan ibu yang kita kenakan menerima pujian dari orang lain. Apa yang kita kenakan pun berputar dari koleksi lama atau hasil “menjarah” lemari orangtua. Keren dan tampil beda? Pasti. Masalahnya, terlalu sering tampil dengan busana ini bisa meninggalkan kesan bahwa kita anti terhadap perubahan, (kadang) terlihat kusam—atau bahkan terlalu pelit untuk berinvestasi pakaian yang baik.
Oleh Karena Itu….
Padukan koleksi vintage kita dengan satu produk fesyen terkini, misalnya jaket, tas, sepatu atau aksesori—yang akan membuat kita terlihat keren dan tidak seperti baru ke luar dari gua. Ingat juga, bahwa tidak selamanya pakaian vintage cocok dikenakan pada acara-acara resmi. So be wise—yet stylish! DS (Foto: Posh 24, Spicie, GotCeleb)

No comments:

Post a Comment

Latest Post

Bridesmaid: Ekspektasi vs. Realita, Mengapa Terkadang Tidak Sesuai?

Bridesmaid: Ekspektasi vs. Realita, Mengapa Terkadang Tidak Sesuai? Pernikahan adalah momen paling berharga dalam kehidupan,  Tetapi terkada...