June 4, 2013

Femina.co.id : :: Wanita Wirausaha :: MELATI FAJARWATI, REZEKI DARI TELUR AYAM ARAB

Femina.co.id : Sepuluh butir telur terbungkus manis dalam sebuah tas anyaman mungil yang sederhana, namun cantik. Kesepuluh butir telur itu dihargai Rp28.000. Waduh, lumayan mahal, ya?
Mungkin pikiran itu yang langsung terlontar dari benak Anda. Tapi jangan salah, itu memang bukan telur ayam biasa. Kesepuluh telur itu adalah telur ayam arab organik, hasil budi daya wirausaha muda Mandiri, Melati Fajarwati (24), dari Pontianak, Kalimantan Barat.



Berbeda dari telur ayam biasa, telur ayam yang merupakan hasil perkawinan ayam belgia dan ayam jawa ini tidak menimbulkan alergi, bisul, maupun jerawat, meski memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Bahkan, telur ayam arab mengandung betakaroten dan omega 3 yang lebih tinggi. Telur ayam ini diberi nama arab karena ayamnya memiliki tingkat reproduksi yang tinggi, sehingga bisa bertelur beberapa kali dalam sehari.

Karena itu pula Melati sangat memperhatikan makanan yang diberikan kepada ayam-ayamnya. Berbeda dari konsumsi ayam pada umumnya yang menggunakan pelet, Melati membuat makanan khusus berupa campuran dedak, kepala udang, sayuran, dan jamu khusus. "Jamu khusus itu untuk menjaga stamina ayam agar bisa terus menghasilkan telur yang berkualitas baik," papar Melati, di seminar Wanita Wirausaha Bank Mandiri - Femina, Inovasi Tanpa Batas, di Ballroom Hotel Aston Pontianak, akhir Maret lalu.

Melati melihat, lahan di Kalimantan Barat yang memadai dan sangat potensialuntuk bisnis peternakan ayam arab petelur. "Sayangnya, peternakan-peternakan yang ada belum dikelola dengan baik. Padahal, perkembangbiakannya cukup mudah," paparnya.

Dengan modal nekat, tahun 2009 Melati mengikuti lomba kewirausahaan yang diadakan oleh Direktorat Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. Siapa sangka, ia berhasil memenangkannya. Akhirnya, ia pun berhasil mewujudkan bisnis impiannya. Namun, Melati belum puas. Ia masih merasa perlu mengembangkan usahanya. Setahun kemudian, wanita ini pun kembali mengikuti kompetisi Wirausaha Muda Mandiri yang diadakan Bank Mandiri. Ia berhasil menang di tingkat wilayah, mendapatkan dukungan pinjaman usaha sebesar Rp35 juta dari Bank Mandiri. Uang tersebut lalu ia manfaatkan untuk mengembangkan usahanya.

Menyadari bahwa usahanya tak bisa cepat berkembang jika dijalani sendirian, ia membuat sistem pengembangan bisnis yang melibatkan peternak-peternak lain sebagai mitra. Dengan begitu, ia bisa menghasilkan lebih banyak telur dan bisnis peternakannya menjadi lebih cepat berkembang. "Sekarang, saya bisa menghasilkan lebih dari 4.000 butir telur per hari dengan harga Rp2.500 per butirnya," ujar Melati, yang memiliki peternakan di daerah Parit Wak Liji, Kabupaten Kubu Raya.

Area distribusinya pun meluas, tidak hanya berkutat di wilayah Kalimantan, tapi juga sudah merambah ke Pulau Jawa. Kini, modal puluhan juta itu telah berhasil membuahkan omzet miliaran rupiah. Namun, kreativitasnya tak berhenti dengan hanya menjual telur saja, ia juga memanfaatkan limbah cangkang telur dengan mengubahnya menjadi craft. "Saya bekerja sama dengan pemilik warung mi instan dan warung jamu. Saya minta mereka untuk tidak membuang kulit-kulit telurnya. Setelah saya kumpulkan, kulit-kulit itu saya jadikan aneka produk, seperti vas dan aksesori," tuturnya.

No comments:

Post a Comment

Latest Post

Bridesmaid: Ekspektasi vs. Realita, Mengapa Terkadang Tidak Sesuai?

Bridesmaid: Ekspektasi vs. Realita, Mengapa Terkadang Tidak Sesuai? Pernikahan adalah momen paling berharga dalam kehidupan,  Tetapi terkada...