June 6, 2013

Koran-jakarta.com :: Ketika pencernaan tak bisa menyerap nutrisi

Koran-jakarta.com :: Bagi orang-orang dengan penyakit tertentu, kandungan gizi dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari tidak selalu aman dikonsumsi. Bagi penderita celiac disease, misalnya, diet bebas gluten wajib dilakukan.
Anda mungkin bertanya apa itu gluten dan apa itu celiac disease. Gluten adalah sejenis protein yang terdapat pada gandum dan tepung. Sifatnya kenyal dan elastis. Gluten mengandung komponen protein yang disebut peptida. Bahan makanan yang banyak mengandung gluten adalah gandum, gandum hitam, dan jelai.

Celiac disease adalah penyakit yang mengganggu saluran pencernaan sehingga tak bisa menyerap nutrisi secara baik. Penderita celiac disease tak bisa mengonsumsi segala bentuk protein yang berasal dari gluten, yang banyak ditemukan dalam gandum, roti, dan tepung.

Celiac disease yang tidak diatasi dengan diet bebas gluten akan berdampak pada sistem pertahanan tubuh. Tubuh akan bereaksi seolah-olah gluten adalah musuh yang harus dihancurkan. Akibatnya, intestinal vili, organ dalam perut yang membantu penyerapan nutrisi, jadi terganggu. Kalau terus dibiarkan, dapat menyebabkan malnutrisi.

Selain penderita celiac disease, gluten sebaiknya dijauhi oleh para penderita reumatoid artritis, multiple sclerosis, parkinson, peradangan sistem saraf (neuromyelitis), autisme, ataksia (kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas), down syndrome, gangguan kognitif, osteoporosis, diabetes tipe 1 dan 2, serta anemia.

"Selain itu, mereka yang memiliki intoleransi terhadap gluten atau gluten syndrome dianjurkan menghindari gluten," papar Dr Rodney Ford, ahli alergi dari Australia. Gejalanya adalah sering sakit kepala, gelisah berlebihan, dan merasa lelah berkepanjangan. Diet bebas gluten juga baik untuk dijalani oleh mereka yang tidak memiliki keluhan apa pun.

Melihat hal itu, penjualan makanan yang bebas gluten di AS meningkat dua kali lipat pada 2010. Riset pasar yang melibatkan 227 konsumen menyatakan produk makanan mereka bebas gluten pada 2010, dan hampir setengahnya mengatakan umumnya makanan yang dijual lebih sehat.

Penulis Donna Karn dan Alessio Fasano MD, dokter anak dan profesor bidang fisiologis dan obat-obatan dari Mucosal Biology Research Center, University of Maryland, dalam buku Living Gluten Free For Dummies, memaparkan alasan kita sebaiknya menjauhi makanan yang mengandung gluten.

1. Membuat kita lebih awet muda. Gandum meningkatkan kadar gula dalam darah. Di dalam darah, gula akan mengikatkan diri dengan protein. Keduanya meningkatkan kadar enzim glikasi yang merusak jaringan kolagen kulit.

2. Meringankan gejala menopause. Beberapa ahli kesehatan percaya gluten juga bisa memperburuk gejala menopause, seperti demam, sakit kepala, dan mood swing. Menjauhi gluten sama artinya dengan meringankan gejala-gejala tersebut.

3. Lebih mudah menjaga berat badan. Dengan menjadi penganut diet gluten, berarti kita “dipaksa” melupakan berbagai jajanan favorit seperti pizza, pasta, kue-kue, dan roti. Beralihlah ke jenis jajanan lain yang lebih sehat seperti salad atau jus.

4. Lebih paham nutrisi. Kebiasaan membaca label makanan membuat kita lebih akrab dengan berbagai istilah nutrisi. Kalau tidak mengerti, kita akan terdorong mencari tahu. Hasilnya, kita jadi paham bahwa oat, malt, dan wheat hanyalah berbagai istilah dari gandum.

5. Kadar gula darah lebih stabil. Bebas gluten berarti menghindari karbohidrat jahat. Hasilnya, gula darah lebih stabil. Selain itu, kita jadi lebih berenergi karena kelebihan karbohidrat dapat membuat tubuh lesu dan mengantuk.

Namun, orang normal yang tidak menderita alergi gluten tentu tidak perlu menjauhi gluten. Bagaimanapun, gluten merupakan jenis protein yang juga dibutuhkan oleh tubuh. Sereal yang mengandung gluten juga kaya akan enzim, vitamin, mineral, dan antioksidan yang notabene sangat dibutuhkan tubuh.

Nah, jika memang Anda mengalami gejala seperti sakit perut, lemas, dan perih pada perut setelah makan roti dan makanan lainnya yang mengandung gluten, sebaiknya periksakan diri ke dokter. (san/R-2)


Celiac Disease Bisa Serang Anak

Tidak hanya orang dewasa, celiac disease ternyata juga bisa menyerang anak. Seorang anak yang tak tahan dengan asupan gluten sering tak menunjukkan tanda-tanda masalah pencernaan hingga ia mengonsumsi makanan yang mengandung gandum-ganduman.

Ada kalanya daya imun pencernaan anak-anak bereaksi terhadap gluten (protein yang ditemukan di bagian endosperm dari gandum pada beberapa jenis gandum) baru terlihat di usia sekolah atau bahkan di usia dewasa.

"Jika anak mengalami diare kronis dan kembung, kurang nafsu makan, dan tidak terlihat mengalami peningkatan berat badan, bisa jadi masalah intoleransi terhadap gluten ini adalah penyebabnya," kata Juru Bicara Germany's Professional Association of Children's and Young People's Physicians, Ulrich Fegeler, seperti dikutip dari DPA.

Umumnya, penyakit yang juga disebut coeliac ini merupakan penyakit yang diturunkan dalam keluarga. Penyakit ini umumnya menyebabkan peradangan di usus kecil dan melukai lapisan dalam teratas usus, yakni vili (bentuknya seperti rambut-rambut kecil yang berfungsi menyerap nutrisi dari makanan).

Gluten biasa ditemukan pada makanan yang terbuat dari tepung, seperti roti, cake, pie, biskuit, dan beberapa jenis sosis serta keju.

Selain produk jadi, ada beberapa zat pembentuk makanan, seperti emulsi, penambah rasa, bumbu,
zat pemisah, atau pemekat jus yang kadang dicampur dengan gluten.

"Anak yang benar-benar mengikuti diet bebas gluten umumnya akan membaik setelah 6–12 bulan. Masalah diare akan menghilang, serta akan memperbaiki ketertinggalan pertumbuhan," kata Fegeler. (san/R-2)

Sebaiknya Anda Pertimbangkan
Bagi yang mengalami gejala celiac disease, tentu sangat penting mengetahui apa saja makanan yang mengandung gluten. Kita sudah tahu bahwa gandum mengandung peptida. Begitu juga dengan tepung terigu. Lalu, apa saja makanan yang terbuat dari kedua bahan tersebut? Inilah beberapa di antaranya.

Roti
Kebanyakan roti terbuat dari tepung gandum dan jelai. Termasuk muffin, bagel, croissant, burger, bahkan pizza. Untuk itu, pilih roti yang terbuat dari kentang dan tepung beras. Jangan lupa perhatikan label kemasan. Pastikan roti yang Anda beli mencantumkan label bebas gluten.

Mi
Rata-rata mi yang ada di pasaran terbuat dari tepung terigu. Penggunaan tepung terigu yang berbeda kadar glutennya untuk satu resep yang sama akan memberikan hasil yang berbeda. Semakin tinggi gluten, tekstur yang dihasilkan akan lebih keras.

Sereal
Banyak sereal terbuat dari gandum, sementara hampir semua jenis gandum mengandung gluten, termasuk malt (biji gandum) dan oat. Sebagai pengganti, cobalah sereal yang terbuat dari beras atau jagung.

Pasta
Apa pun jenis olahannya, semua makanan yang terbuat dari pasta pasti terbuat dari gandum. Makanan Italia seperti makaroni, spageti, dan fettucini adalah jenis makanan yang berbahan dasar pasta.

Kue dan biskuit
Kue dan biskuit yang terbuat dari tepung terigu dan gandum tidak termasuk diet bebas gluten. Baik itu kue tradisional seperti putu mayang dan getuk lindri maupun kue khas negara lain, seperti brownies dan nastar.

Melihat daftar tersebut, sepertinya hampir semua makanan harus disingkirkan. Namun, ada banyak pilihan makanan sehat yang aman gluten. Misalnya kacang-kacangan, beras atau nasi, kedelai, kentang, ikan, daging, singkong, dan tepung tapioka. Yang pasti, sayur dan buah-buahan. (berbagai sumber/san/R-2)

No comments:

Post a Comment

Latest Post

Bridesmaid: Ekspektasi vs. Realita, Mengapa Terkadang Tidak Sesuai?

Bridesmaid: Ekspektasi vs. Realita, Mengapa Terkadang Tidak Sesuai? Pernikahan adalah momen paling berharga dalam kehidupan,  Tetapi terkada...