June 14, 2013

Metrotvnews.com :: Ahmadinejad, Presiden yang Senang Bawa Bekal Makanan

Metrotvnews.com :: Jakarta: Nama Mahmoud Ahmadinejad cukup populer di masyarakat Indonesia. Presiden ke-6 Iran itu pernah berkunjung ke Indonesia pada 2009. Saat itu, Ahmadinejad mengaku kunjungan itu akan meningkatkan hubungan bilateral Iran dengan Indonesia.

Potret kepemimpinannya dikenal tegas pada lawan politik, yaitu Israel dan Amerika Serikat. Namun kesederhanaannya menghipnotis banyak orang di seluruh dunia. Salah satu kesederhanaannya yaitu kerap membawa sendiri tas berisi bekal sarapan buatan sang istri. Ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan khusus Presiden.

Akankah masyarakat Iran kembali melihat sosok sederhana presiden pengganti Ahmadinejad? Sebab pada 14 Juni 2013, masyarakat Iran menggunakan hak suara mereka menentukan Presiden baru Iran. Sementara Ahmadinejad tak dapat kembali menjabat sebagai presiden lagi.

Ahmadinejad lahir pada 28 Oktober 1956 dengan nama Mahmud Saborhijan. Saat hijrah ke Teheran, orangtuanya mengganti nama anak keempat mereka itu dengan Mahmud Ahmadinejad sebagai semangat mencari kehidupan lebih baik.

Semasa sekolah, Ahmadinejad berotak encer dan kerap mendapat nilai tinggi. Ia kuliah di Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada 1975. Kemudian ia mendapat gelar doktor pada 1979.

Pada masa Perak Irak-Iran, tepatnya di 1986, Ahmadinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi. Ia terlibat sejumlah misi di Kirkuk, Irak. Ia juga menjadi insinyur Kepala Pasukan Keenam Korps dan Kepala Staf Korps di sebelah barat Iran.

Perang usai, ia pun bertugas sebagai Wakil Gubernur dan Gubernur di Maku serta Khoy. Ia juga menjabat Penasihat Menteri Kebudayaan dan Aharan Islam. Pada 1993 hingga Oktober 1997, Ahmadinejad menjadi Gubernur Ardabil.

Di Mei 2003, ia terpilih sebagai Wali Kota Teheran. Ia menjadikan kebijakannya lebih moderat dan reformis tapi mementingkan nilai-nilai keagamaan. Saat itu pula, ia masuk dalam deretan manajer Harian Hamshari dan memecat editornya, Muhammad Atrianfar. Alasannya, Sang Editor tak mendukung Ahmadinejad dalam Pemilu 2015.

Ahmadinejad pernah 'bersinggungan' dengan Presiden Mohammad Khatami. Itu bermula saat Khatami terjebak macet di Teheran. Khatami pun mengkritik Ahmadinejad yang saat itu menjadi Wali Kota Teheran. Namun bukannya tergesa-gesa membereskan masalah itu, Ahmadinejad malah berkata, "Bersyukurlah karena presiden kita telah merasakan kehidupan rakyatnya yang sesungguhnya".

Khatami tak menyukai pernyataan itu. Khatami pun melarang Ahmadinejad menghadiri sebuah pertemuan dewan menteri di Teheran. Namun Ahmadinejad santai menanggapi larangan itu.

Setelah dua tahun menjadi Wali Kota Teheran, Ahmadinejad terpilih sebagai Presiden Iran mulai 2015. Kontroversi pun meluncur dari pernyataannya dan menuai kecaman.

Satu di antaranya, Ahmadinejad pernah menyebut peristiwa pembantaian Kaum Yahudi pada Perang Dunia II atau Holocaust hanya mitos. Itu, kata Ahmadinejad, bertujuan menciptakan negara Yahudi di jantung dunia Islam.

Di masa kepemimpinannya pula, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi menuntut Iran menghentikan proyek pengembangan nuklir. Tak jarang pula kalangan konservatif dan reformis Iran mengkritik sikap kepemimpinan Ahmadinejad.(Berbagai sumber)

Di balik itu, ia dikenal sebagai sosok yang sederhana. Saat pertama kali menduduki Kantor Kepresidenan, ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang harganya mahal ke sejunlah masjid. Ia kemudian mengganti alas lantai istana dengan karpet murah.

Saat putranya menikah pada 2011, Ahmadinejad tak mengeglar pesta mewah layaknya seorang Presiden. Pestanya sangat sederhana dengan sajian buah-buahan dan kue.(Berbagai sumber)
Editor: Laela Badriyah

No comments:

Post a Comment

Latest Post

Bridesmaid: Ekspektasi vs. Realita, Mengapa Terkadang Tidak Sesuai?

Bridesmaid: Ekspektasi vs. Realita, Mengapa Terkadang Tidak Sesuai? Pernikahan adalah momen paling berharga dalam kehidupan,  Tetapi terkada...